Sabtu, 12 September 2009


HUKUM, HAM, DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

A. PENDAHULUAN
Hukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-konsep hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip bermusyawarah dan prinsip dalam ijma’.

B. PENJELASAN MATERI
I. Konsep Hukum dan HAM [1]
1. Hukum Islam
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Terdapat perbedaan pendapat antara ulama ushul fiqh dan ulama fiqh dalam memberikan pengertian hukum syar’i karena berbedanya sisi pandang mereka. Ulama fiqh berpendapat bahwa hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan yaitu wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Sedangkan ulama ushul fiqh mengatakan bahwa yang disebut hukum adalah dalil itu sendiri. Mereka membagi hukum tersebut kepada dua bagian besar yaitu hukum taklifi dan hukum wadh’i. Hukum taklifi berbentuk tuntutan dan pilihan yang disebut dengan wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah. Dan hukum wadh’i terbagi kepada lima macam yaitu sabab, syarat, mani’, shah dan bathal.
Masyarakat Indonesia disamping memakai istilah hukum Islam juga menggunakan istilah lain seperti syari’at Islam, atau fiqh Islam. Istilah-istilah tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan. Syari’at Islam sering dipergunakan untuk ilmu syari’at dan fiqh Islam dipergunakan istilah hukum fiqh atau kadang-kadang hukum Islam, yang jelas antara yang satu dengan yang lain saling terkait.

 Fiqh
Pengertian dan Objek Kajian Fiqh dan Usul Fiqh
Fiqh adalah: - pengetahuan atau pemahaman (etimologi)
- ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang amali yang diambil dari dalil-dalilnya yang rinci (terminology).
Unsur yang terkandung:
a. Hukum Syara’
b. Bersifat amaliyah (praktis)
c. Penetapannya melalui dalil-dalil yang rinci.

[1] ”PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” (Buku Teks Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Universitas Gunadarma), Penerbit : Universitas Gunadarma, 2003


Objek Kajian Fiqh:
1. Perbuatan Mukallaf yang berhubungan dengan Allah (ibadah)
2. Perbuatan Mukallaf yang berhubungan dengan sesamanya (muamalah)
Bidang muamalah kemudian mengalami perkembangan dan perluasan wilayah kajian, sehingga muncul bidang bidang baru dalam fiqh seperti: Fiqh Ahwal as-Syakhsiyah (Hukum Keluarga), Fiqh Muamalah (Hukum Transaksi), Fiqh Mawaris, Fiqh Munakahat, Fiqh Jinayah (Hukum Kriminal), Fiqh Murafa’at (Hukum Acara), Fiqh Siyasah (Politik) dan sebagainya.
Usul Fiqh adalah: - kaidah kaidah pemahaman (etimologi)
- Ilmu yang mempelajari dasar, kaidah, metode yang digunakan untuk mengistimbatkan hukum syara’.
Unsur yang terkandung:
a. Dasar atau dalil
b. Metode istimbath hukum
c. Implementasi atau penggunaan metode.
Objek Kajian Usul Fiqh:
1. Sumber Hukum dalam Islam
2. Pembahasan Ijtihad dan Mujtahid
3. Hukum Syara’ (taklify dan wad’y)
4. Kaidah dan cara penggunaannya
5. Penyelesaian terhadap dalil-dalil yang bertentangan.
Hubungan Antara Fiqh dengan Usul Fiqh
- Usul Fiqh adalah metode yang digunakan untuk memahami ketentuan dalam sumber hukum (Al-Qur’an dan Hadis) dan menyelesaikan masalah-masalah social kemasyarakatan. Hasil dari proses istimbath tersebut dinamakan Fiqh.
- Usul Fiqh adalah pisau analisis masalah sedangkan Fiqh adalah produknya.
Sejarah Perkembangan Fiqh dan Ushul Fiqh
Fase Perkembangannya terbagi menjadi lima, yaitu:
1. Fase Pertumbuhan (610-632M)
• Dimulai sejak masa nabi yang terbagi dalam dua periode, yaitu periode Mekkah dan periode Medinah.
• Pada periode Mekkah belum nampak embrio usul fiqh, karena ayat-ayat yang turun berkisar masalah akidah, baru pada periode Medinah sudah mulai nampak, karena ayat yang turun mengatur tentang hukum dan pranata social.
• Ciri yang nampak a.l.: Rasul memberi peluang sahabat untuk berijtihad ketika menghadapi masalah, mengajarkan prinsip musyawarah (ijma’), muncul pengunaan ra’y.
• Sumber hukum pada masa ini hanya wahyu , Rasul juga melakukan ijtihad ketika muncul persoalan dan wahyu belum turun.
2. Fase Perkembangan (11H-akhir abad I H)
• Terjadi pada masa sahabat dan disebut juga dengan masa persiapan pembentukan fiqh
• Muncul kreativitas dalam berijtihad, dimana penggunaan ra’y lebih terarah. Sahabat mulai mengimplementasikan metode isitimbath hukum, seperti Umar menerapkan maslahah dalam kasus pencurian dan Ali menerapkan qiyas dalam masalah hukuman bagi pelaku minuman keras.
• Muncul fatwa-fatwa bagi peristiwa-peristiwa yang tidak ada nashnya. Para sahabat menjadi pemegang otoritas fiqh di daerah masing-masing (Mekkah, Medinah, Kufah, Basrah, Syam, dan Mesir)
• Sumber Hukum Islam: al-Qur’an, Sunnah, ijtihad sahabat.
3. Fase Formulasi dan Sistematisasi (abad I sampai abad IIH)
• Terjadi pada masa dinasti-dinasti Islam (Umayyah dan Abbasiyah)
• Muncul pusat-pusat intelektual, yaitu Hijaz (Mekkah dan Medinah), Iraq (Kufah dan Basrah), dan Syria atau Syam.
• Muncul aliran Ahlul Hadis dan Ahl Ra’y
• Gerakan ijtihad sangat pesat, hal ini karena: wilayah Islam mulai meluas dimana ajaran islam bertemu dengan adat local masyarakat di luar Arab, Qur’an sudah dikodifikasikan dan banyak fatwa sahabat yang dijadikan sebagai sandaran.
• Muncul Imam-imam Mazhab dalam fiqh dan karya-karya besarnya, Imam Abu Hanifah menyusun kitab al-Fiqh al-Akbar (kitab Fiqh), Imam Malik menulis kitab al-Muwatta’ (kitab Hadis dengan sistematika Fiqh), Imam Syafi’i menulis ar-Risalah (usul fiqh) dan Kitab al-Umm (fiqh), Imam Ahmad Ibn Hanbal menyusun Musnad Ahmad (kitab Hadis).
• Sumber Hukum Islam pada masa ini adalah: al-Qur’an, sunnah, ijma’, qiyas.
4. Fase Kemunduran atau Stagnasi (Abad ketiga sampai akhir abad 19 M)
• Tidak ada ulama yang mampu menjadi mujtahid mutlak
• Mereka taqlid pada ulama mazhab sebelumnya
• Terjadi pergolakan politik, dimana umat Islam terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil, sehingga perhatian terhadap ilmu kurang.
• Muncul fanatisme mazhab, dimana usaha para ulama hanya memperkuat dasar-dasar dan pendapat mazhab sebelumnya. Karya yang muncul berupa syarah da mukhtasar.
5. Masa Kebangkitan (akhir abd ke 19 sampai sekarang)
• Berkaitan dengan kebangkitan di bidang politik, dimana umat Islam mulai berusaha melepaskan diri dari kolonialisme
• Muncul gerakan-gerakan pemabaruan dalam islm, seperti gerakan Wahabiyah di Saudi Arabia
• Muncul tokoh-tokoh pembaharu seperti Jamaluddin al-Afghani di Mesir, Muhammad bin Sanusi di Libia.
• Ulama mulai mempelajari karya ulama sebelumnya untuk dipilih mana yang paling valid dan membandingkannya dengan hukum positif.

 Sumber Hukum dalam Islam
Pengertian Sumber dan dalil
• Sumber atau masadir adalah wadah yang darinya digali norma-norma hukum.
• Dalil adalah petunjuk yang membawa kita menemukan hukum tertentu.
• Sumber hukum dapat diklasifikasikan dengan:
1. Dalil munsyi’: atau dalil pokok yang keberadaannya tidak memerlukan dalil lain. Termasuk dalam kategori ini adalah Al-Qur’an dan Hadis.
2. Dalil muzhir: yaitu dalil yang menyingkap, diakui keberadaannya karena ada isyarat dari dalil munsyi’ tentang penggunaannya. Termasuk dalam kelompok ini adalah metode-metode ijtihad seperti: ijma’, qiyas, istihsan, istislah, istishab dan sebagainya.
Al-Qur’an sebagai sumber hukum
• Definisi: al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad dalam bahasa Arab yang berisi khitab Allah dan berfungsi sebagai pedoman bagi umat Islam.
• Fungsi: sebagai petunjuk bagi umat manusia, yang berupa:
(1) doktrin atau pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi manusia di dalamnya, seperti: petunjuk moral dan hukum yang menjadi dasar syari’at, metafisika tentang Tuhan dan kosmologi alam, dan penjelasan tentang sejarah dan eksistensi manusia.
(2) ringkasan sejarah manusia baik para raja, orang-orang suci, nabi, kaum dsb.
(3) mukjizat, yaitu kekuatan yang berbeda dengan apa yang dipelajari.
• Kandungan: (1) I’tiqadiyah (2) Khuluqiyah (3) Ahkam ‘amaliyah.
• Penjelasan al-Qur’an:
1. Ijmali (global): yaitu penjelasan yang masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dalam pelaksanaannya. Contoh: masalah shalat, zakat dan kaifiyahnya.
2. Tafshili (rinci): yaitu keterangannya jelas dan sempurna, seperti masalah akidah, hukum waris dan sebagainya.
• Kategori Ayat Hukum dan Ayat Non-hukum: berdasarkan kandungan ayat, jika mengandung ketetapan hukum maka disebut dengan ayat hukum dan dapat menjadi dalil fiqh.
• Dalalah atau petunjuk al-Qur’an dibagi dua:
1. Qat’y (definitive text): lafal yang mengandung pengertian tunggal dan tidak bisa dipahami dengan makna lainnya. Lafal ini tidak membutuhkan ijtihad dan takwil.
2. Zanny (speculative text): lafal yang mengandung pengertian lebih dari satu dan memungkinkan untuk ditakwil, dan dapat menerima ijtihad.

Hadis sebagai sumber Hukum:
• Definisi: Hadis adalah penuturan sahabat tentang Rasulullah baik mengenai perkataan, perbuatan, dan taqrirnya.
• Keshahihan Hadis: Hadis yang dapat digunakan sebagai sumber adalah hadis yang sahih dan hasan. Hadis dha’if tidak dapat dipakai sebagai sumber hukum. Sebagian ulama membolehkan menggunakan hadis dha’if sebagai dalil dengan syarat:
1. Kedha’ifanya tidak terlalu lemah
2. Memiliki beberapa jalur sanad
3. Tidak mengatur masalah yang pokok, hanya sampai hukum sunnah atau makruh.
• Penentuan kesahihan hadis dibuat oleh ulama sehingga terjadi perbedaan pendapat.
• Fungsi Hadis terhadap al-Qur’an: (1) Bayan tafsir (2) Bayan taqrir, dan (3) Bayan taudhih.
• Ulama cenderung menganggap al-Qur’an sebagai satu kesatuan dan hadis sebagai satu kesatuan. Ayat mana saja boleh ditafsir dengan hadis mana saja tanpa memperhatikan unsure waktu dan keterkaitan antara keduanya. Disamping itu terdapat ulama yang memandang kedudukan hadis lebih rendah dari al-Qur’an.
• Hadis Ahkam, yaitu hadis-hadis yang disusun dengan menggunakan sistematika fiqh. Contohnya:
- Subulus Salam karangan as-Shan’ani
- Naylul Authar karangan as-Syaukani
- Lu’lu’ wal marjan karangan Fuad Abdul Baqi
- Koleksi Hadis Hukum karangan Hasbi as-Shiddieqy.

 Ijtihad dan Mujtahid
Ijtihad
• Ijtihad adalah pengerahan segenap kemampuan untuk menemukan hukum syara’ melalui dalil-dalil yang rinci dengan metode tertentu.
• Fungsi ijtihad adalah: mengistimbathkan (mencari, menggali, dan menemukan) hukum syara’.
• Dasar Hukum Ijtihad: 1. Al-Qur’an (an-Nisa: 59) 2. Hadis 3. Logika
• Kedudukan ijtihad: sebagai sumber hukum yang ketiga
• Ruang lingkup ijtihad:
1. Peristiwa yang ketetapan hukumnya masih zanny (reformulasi)
2. Peristiwa yang belum ada nashnya sama sekali (formulasi)


Macam-Macam Ijtihad:
• Dari segi pelaku: a. Ijtihad fardi b. Ijtihad jamai
• Dari segi pelaksanaan:
1. Ijtihad Intiqai: yaitu ijtihad untuk memilih salah satu pendapat terkuat diantara beberapa pendapat yang ada. Bentuknya adalah studi komparatif dengan meneliti dalil-dalil yang dijadikan sebagai rujukan. Disebut juga ijtihad selektif.
2. Ijtihad Insyai: yaitu mengambil konklusi hukum baru terhadap suatu permasalahan yang belum ada ketetapan hukumnya. Disebut juga ijtihad kreatif.
Mujtahid
• Syarat Mujtahid:
1. Umum: Islam, balligh dan berakal
2. Pokok: mengetahui al-Qur’an, sunnah, maqasid syar’iyah dan qawaid al-fiqhiyah
3. Penting: menguasai bahasa Arab, ushul fiqh dan logika, mengetahui khilafiyah dan masalah-masalah yang sudah diijma’kan.
• Tingkatan Ijtihad:
1. Mujtahid Mutlak: yaitu mujtahid yang mampu mengistimbathkan hukum dengan menggunakan metode yang disusun sendiri. Contohnya adalah para Imam mazhab.
2. Mujtahid Muntasib: mengistimbatkan hukum dengan mengikuti metode imamnya tetapi tidak bertaklid. Contoh Abu Yusuf (muridnya Hanafi), Al-Muzani (Syafi’i), Ibnu Abdil Hakam (Maliki), dan Abu Hamid (Hanbali).
3. Mujtahid Mazhab: yaitu mujtahid yang mengikuti imamnya baik dalam usul maupun furu’.
4. Mujtahid Murajjih: yaitu mujtahid yang membandingkan beberapa pendapat imam dan memilih salah satu yang dipandang kuat.

 Hukum Syara’
Pengertian
Hukum syara’ adalah: khitab Allah yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf baik berupa tuntutan (iqtidha’), pilihan (takhyir), atau penetapan (wadha’an).
Pembagian
• Hukum Syara’ terbagi menjadi dua, yaitu hukum taklifi dan hukum wadh’i.
• Hukum Taklifi yaitu: tuntutan Allah yang berkaitan dengan perintah untuk berbuat atau untuk tidak berbuat atau memilih diantara keduanya.
• Menurut jumhur ulama Hukum taklifi terbagi menjadi lima:
1. Ijab: tuntutan secara pasti untuk dilaksanakan, tidak boleh ditinggalkan, dan ada hukuman bagi yang melanggarnya. Akibat perbuatannya adalah wujub, perbuatan yang dituntut namanya wajib. Contoh: kewajiban shalat.
2. Nadb: tuntutan untuk melaksanakan perbuatan tapi tidak secara pasti. Perbuatan yang dituntut namanya mandub, akibat perbuatannya disebut nadb. Contoh anjuran mencatat transaksi.
3. Ibahah: khitab Allah yang mengandung pilihan antara berbuat atau tidak berbuat. Akibat dari tuntutannya disebut ibahah, perbuatannya namanya mubah. Contoh mencari rizki setelah shalat jum’at.
4. Karahah: tuntutan untuk meninggalkan tapi redaksinya tidak pasti. Akibat perbuatannya namanya karahah, perbuatannya disebut makruh. Contoh: menanyakan sesuatu yang menyulitkan.
5. Tahrim: tuntutan secara pasti untuk tidak melaksanakan perbuatan. Akibat dari tuntutan disebut hurmah, perbuatannya dinamakan haram. Contoh: larangan membunuh.
• Menurut Hanafiyah, hukum taklifi dibagi menjadi tujuh:
1. Iftiradh: tuntutan pasti untuk dilaksanakan berdasarkan dalil qat’y. Contoh: kewajiban shalat (fardu)
2. Ijab: tuntutan pasti untuk dilaksanakan berdasarkan dalil zanny. Contoh: membaca fatihah dalam shalat.
3. Nadb: sama dengan jumhur
4. Ibahah: sama dengan jumhur.
5. Karahah Tanzihiyah: tuntutan untuk meninggalkan tetapi tidak pasti (sama dengan karahah versi jumhur).
6. Karahah Tahrimiyah: tuntutan pasti untuk meninggalkan berdasarkan dalil zanny. Contoh: jual beli waktu shalat jum’at.
7. Tahrim: tuntutan pasti untuk meninggalkan berdasarkan dalil qat’y.
• Hukum Wadh’i: hukum tentang pengkondisian sesuatu.
• Hukum wadh’I dibagi menjadi 7 kategori:
1. Sabab: sifat nyata yang dijelaskan oleh nash bahwa keberadaannya menjadi hukum syara’. Keberadaan sabab menjadi pertanda ada atau tidaknya hukum. Contoh: tergelincirnya matahari menjadi sebab masuknya waktu zuhur.
2. Syarat: sesuatu yang berada di luar hukum syara’ tetapi keberadaan hukum syara’ tergantung padanya. Syarat tidak ada maka hukum pun tidak ada, tetapi adanya syarat tidak mengharuskan adanya hukum. Contoh: wudhu adalah syarat sahnya salat.
3. Mani’: sifat nyata yang keberadaannya menyebabkan tidak adanya hukum. Contoh: haidl menjadi mani’ bagi shalat.
4. Shihah: suatu hukum yang sesuai dengan tuntutan syara’ (sabab, syarat, dan tidak ada mani’).
5. Bathil: terlepasnya hukum syara’ dari ketentuan yang ditetapkan.
6. Azimah: hukum yang ditetapkan Allah kepada seluruh hambaNya sejak semula
7. Rukhsah: hukum yang ditetapkan berbeda dengan dalil karena adanya uzur.
• Perbedaan antara hukum taklify dan hukum wad’y:
1. Hukum taklify berisi tuntutan untuk melaksanakan/meninggalkan dan memilih. Hukum wad’y mengandung keterkaitan antara dua persoalan.
2. Hukum taklify merupakan tuntutan langsung kepada mukallaf , hukum wad’y merupakan wahana untuk dapat dilaksanakannya hukum taklify

2. HAM menurut Islam
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah saw pernah bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." .[2] Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini.
Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu kewajiban negara, melainkan negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini.
Jaminan Hak Pribadi
Jaminan pertama hak-hak pribadi dalam sejarah umat manusia adalah dijelaskan Al-Qur’an: QS. An-Nuur: 27-28
”27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
28. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur: 27-28)
Dalam menjelaskan ayat ini, Ibnu Hanbal dalam Syarah Tsulatsiyah Musnad Imam Ahmad menjelaskan bahwa orang yang melihat melalui celah-celah pintu atau melalui lubang tembok atau sejenisnya selain membuka pintu, lalu tuan rumah melempar atau memukul hingga mencederai matanya, maka tidak ada hukuman apapun baginya, walaupun ia mampu membayar denda.

[2] HR. Buhari dan Muslim, Sahih Buhari, Jil. 5
Nash Qur’an dan Sunnah tentang HAM
Meskipun dalam Islam, hak-hak asasi manusia tidak secara khusus memiliki piagam, akan tetapi Al-Qur’an dan As-Sunnah memusatkan perhatian pada hak-hak yang diabaikan pada bangsa lain. Nash-nash ini sangat banyak, antara lain:
1. Ayat dalam al-Qur’an yang berbicara larangan memaksa, untuk menjamin kebebasan berfikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi, misalnya: QS. 18: 29
Artinya:
“ Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS. 18: 29)
2. Al-Qur’an mengajukan ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan penyediaan sarana hidup. Misalnya: QS. 5: 32
Artinya:
" Oleh Karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia Telah membunuh manusia seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia Telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi." (QS. 5: 32).

Rumusan HAM dalam Islam [3]
Apa yang disebut dengan hak asasi manusia dalam aturan buatan manusia adalah keharusan (dharurat) yang mana masyarakat tidak dapat hidup tanpa dengannya.

[3] Mahfudz Siddiq dalam HAM Menurut Islam

Para ulama muslim mendefinisikan masalah-masalah dalam kitab Fiqh yang disebut sebagai Ad-Dharurat Al-Khams, dimana ditetapkan bahwa tujuan akhir syari’ah Islam adalah menjaga akal, agama, jiwa, kehormatan dan harta benda manusia.
Nabi saw telah menegaskan hak-hak ini dalam suatu pertemuan besar internasional, yaitu pada haji wada’. Dari Abu Umamah bin Tsa’labah, nabi saw bersabda: "Barangsiapa merampas hak seorang muslim, maka dia telah berhak masuk neraka dan haram masuk surga." Seorang lelaki bertanya: "Walaupun itu sesuatu yang kecil, wahay rasulullah ?" Beliau menjawab: "Walaupun hanya sebatang kayu arak." [4]
Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-undangnya. Tetapi semua harus mengacu pada hukum Allah. Sampai kepada soal shadaqah tetap dipandang sebagaimana hal-hal besar lain. Misalnya Allah melarang bershadaqah (berbuat baik) dengan hal-hal yang buruk.
Allah SWT berfirman: QS.Al-Baqarah:267

Artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya,dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS.Al-Baqarah:267)
Hak Asasi Manusia menurut islam dapat dibedakan menjadi :
1. Hak-hak Alamiah
Hak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada seluruh ummat manusia sebagai makhluk yang diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama pula (lihat QS. An-Nisaa’: 1, QS. Ali-Imran: 195).
a. Hak Hidup
Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan meng-qishas pembunuh (lihat QS. Al-Maidah: 32, QS. Baqarah: 179). Bahkan hak mayit pun dijaga oleh Allah. Misalnya hadist nabi: "Apabila seseorang mengkafani mayat saudaranya, hendaklah ia mengkafani dengan baik." [5] Atau "Janganlah kamu mencaci-maki orang yang sudah mati. Sebab mereka telah melewati apa yang mereka kerjakan." [6]

[4] HR. Muslim
[5] HR. Buhari, Sahih Buhari, Jil. 5
[6] HR. Buhari, Sahih Buhari, Jil. 5
b. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi
Kebebasan pribadi adalah hak paling asasi bagi manusia, dan kebebasan paling suci adalah kebebasan beragama dan menjalankan agamanya, selama tidak mengganggu hak-hak orang lain. Firman Allah: "Dan seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman orang di muka bumi seluruhnya. Apakah kamu memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya?" (QS. Yunus: 99).
c. Hak Bekerja
Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak tetapi juga kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw bersabda: "Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan seseorang dari pada makanan yang dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." [7] Dan Islam juga menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist: "Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." [8]
2. Hak Hidup
Islam melindungi segala hak yang diperoleh manusia yang disyari’atkan oleh Allah. Diantara hak-hak ini adalah:
a. Hak Pemilikan
Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya, sebagaimana firman Allah:"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya."(QS. Al-Baqarah:188). Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan hajat manusia. Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan. Sabda nabi saw:"Jual beli itu dengan pilihan selama antara penjual dan pembeli belum berpisah. Jika keduanya jujur dalam jual-beli, maka mereka diberkahi.Tetapi jika berdusta dan menipu, berkah jual-beli mereka dihapus." [9]
b. Hak Berkeluarga
Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman. Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang bujangan di bawah perwaliannya, firman Allah yang artinya: ”Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin.] diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.

[7] HR. Buhari, Sahih Buhari, Jil. 5
[8] HR. Ibnu Majah
[9] HR. Al-Khamsah
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nuur: 24)
Allah menentukan hak dan kewajiban sesuai dengan fithrah yang telah diberikan pada diri manusia dan sesuai dengan beban yang dipikul individu.
Pada tingkat negara dan keluarga menjadi kepemimpinan pada kepala keluarga yaitu kaum laki-laki. Inilah yang dimaksudkan sebagai kelebihan laki-laki atas wanita (QS. An-Nisa’: 34). Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki beban yang sama. "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf, akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. Al-Baqarah: 228)
c. Hak Keamanan
Dalam Islam, keamanan tercermin dalam jaminan keamanan mata pencaharian dan jaminan keamanan jiwa serta harta benda. Firman Allah: "Allah yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy: 3-4).
Diantara jenis keamanan adalah dilarangnya memasuki rumah tanpa izin (QS. An-Nuur: 27). Jika warga negara tidak memiliki tempat tinggal, negara berkewajiban menyediakan baginya. Termasuk keamanan dalam Islam adalah memberi tunjangan kepada fakir miskin, anak yatim dan yang membutuhkannya. Oleh karena itulah, Umar bin Khattab menerapkan tunjangan sosial kepada setiap bayi yang lahir dalam Islam baik miskin ataupun kaya. Dia berkata: "Demi Allah yang tidak ada sembahan selain Dia, setiap orang mempunyai hak dalam harta negara ini, aku beri atau tidak aku beri." [10] Umar jugalah yang membawa seorang Yahudi tua miskin ke petugas Baitul-Maal untuk diberikan shadaqah dan dibebaskan dari jizyah.
Bagi para terpidana atau tertuduh mempunyai jaminan keamanan untuk tidak disiksa atau diperlakukan semena-mena. Peringatan rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia." [11] Islam memandang gugur terhadap keputusan yang diambil dari pengakuan kejahatan yang tidak dilakukan. Sabda nabi saw: "Sesungguhnya Allah menghapus dari ummatku kesalahan dan lupa serta perbuatan yang dilakukan paksaan" [12]
Diantara jaminan keamanan adalah hak mendapat suaka politik. Ketika ada warga tertindas yang mencari suaka ke negeri yang masuk wilayah Darul Islam, dan masyarakat muslim wajib memberi suaka dan jaminan keamanan kepada mereka bila mereka meminta. Firman Allah:"Dan jika seorang dari kaum musyrikin minta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ke tempat yang aman baginya." (QS.At-Taubah: 6).
[10] Abu Yusuf dalam Al Kharaj
[11] HR. Khamsah
[12] HR. Ibnu Majah

d. Hak Keadilan
Merupakan hak setiap orang untuk meminta perlindungan kepada penguasa yang sah yang dapat memberikan perlindungan dan membelanya dari bahaya atau kesewenang-wenangan. Bagi penguasa muslim wajib menegakkan keadilan dan memberikan jaminan keamanan yang cukup. Sabda nabi saw: "Pemimpin itu sebuah tameng, berperang dibaliknya dan berlindung dengannya." [13]
Termasuk hak setiap orang untuk mendapatkan pembelaan dan juga mempunyai kewajiban membela hak orang lain dengan kesadarannya. Rasulullah saw bersabda: "Maukah kamu aku beri tahu saksi yang palng baik? Dialah yang memberi kesaksian sebelum diminta kesaksiannya."[14] dibenarkan mengambil hak orang lain untuk membela dirinya atas nama apapun. Sebab rasulullah menegaskan: "Sesungguhnya pihak yang benar memiliki pembelaan." [15]
e. Hak Saling Membela dan Mendukung
Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan hak kepada pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam membela hak dan mencegah kedzaliman Sabda nabi saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan mendoakan bila bersin." [16]
f. Hak Keadilan dan Persamaan
Allah mengutus rasulullah untuk melakukan perubahan sosial dengan mendeklarasikan persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia (lihat QS. Al-Hadid: 25, Al-A’raf: 157 dan An-Nisa: 5). Manusia seluruhnya sama di mata hukum. Sabda nabi saw: "Seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya." [17]

[13] HR. Buhari dan Muslim, Sahih Buhari, Jil 5
[14] HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi
[15] HR. Al-Khamsah
[16] HR. Buhari
[17] HR. Buhari dan Muslim, Sahih Buhari, Jil 5

II.Demokrasi Dalam Islam [18]
1. Prinsip Bermusyawarah
Petunjuk al-Quran tentang bentuk dan sistem musyawarah dalam surat As-Syura: 38, yaitu Artinya:
" Dan orang-orang yang menerima seruan Tuhannya, dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah, dan mereka membelanjakan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka."(QS As-Syura: 38). Allah juga menyebut musyawarah sebagai sifat terpuji bagi orang beriman, kemudian Ia memerintahkan agar urusan dimusyawarahkan sebagi tersebut dalam surat Ali Imran: 159:
Artinya :
"Maka dengan sebab rahmat dari Allah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka dan memohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal."
Dalam islam, bermuasyawarah mengenal prinsip syuro adalah melakukan sharing dan brainstorming untuk mencari jalan yang terbaik atas masalah yang dihadapi. Syuro ini menjadi kewajiban pemimpin Islam baik di level rendah atau di wilayah `uzhma. Namun tentu saja wilayah pembicaraan syuro bukan pada masalah qath`i yang sudah ditetapkan Islam.
Syuro hanya membahas hal-hal teknis yang memang Islam memberikan kita kebebasan untuk mencari pendekatan yang terbaik. Rasul saw memang telah memberikan wewenang masalah ini,"Antum a`lamu bi umuri dunyakum". Kalian lebih mengerti dengan urusan dunia kalian. Allah sendiri sudah menetapkan batas wilayah syuro itu : "Wa syawirhum fil amri", dan lakukanlah musyawarah dalam urusan itu". Artinya dalam urusan teknis yang tidak melanggar syariah.
Sebuah majelis syuro itu harus terdiri dari orang-orang yang muslim, bertakwa, shalih, mengerti syariat Islam, mengerti halal dan haram serta segudang syarat lainnya.


[18] Fatawa Mu’aashirah (II/652-653)




Tata tertib atau disiplin dan adab-adab syura menurut Islam:
1. Tujuan dan niat anggota syura ialah mencari dan menegakkan kebenaran karena ALLAH. Masing-masing mesti mengawal diri dari maksud riya', bermegahan, ujub atau untuk hobi semata-mata. Sebaiknya masing-masing mempunyai rasa takut pada ALLAH, kalau-kalau terjadi perbincangan yang tidak tepat dan tidak selaras dengan kehendak ALLAH dan Rasul. Untuk mengelak dari riya', ujub dan bermegahan, caranya ialah masing masing mengharapkan kebenaran itu datangnya dari orang lain, bukan dari dirinya. Dan dia akan merendahkan diri untuk menerima dan mendukung kebenaran yang sudah ditemui itu.
2. Sekiranya kebenaran itu keluar dari mulut kita sendiri, segeralah banyak bersyukur pada ALLAH, karena memperlihatkan kebenaran itu kepada kita. Bukankah kita dhaif untuk menemukannya kalau bukan dengan petunjuk dari ALLAH? Dengan ilmu dan keyakinan yang demikian, Islam menyelamatkan majelis syura dari timbulnya rasa sombong, bermegahan, menunjuk kepandaian, merasa diri lebih tinggi, mujadalah (debat tidak menentu), keras kepala, hina-menghina, jatuh-menjatuhkan dan akhlak lain yang keji.
3. Di waktu seorang anggota syura berbicara, anggota- anggota yang lain mesti menghormati pandangannya dan sama-sama mendengarnya. Biarkan dia menghabiskan bicaranya walaupun kita tidak setuju pendapatnya. Memotong bicara kawan atau minta dia berhenti sebelum habis berbicara adalah tidak beradab dalam syura. Sikap itu sangat dibenci.
4. Bila seorang anggota syura selesai memberi pandangannya, ucapkan terima kasih. Kalau didapatkan ucapannya benar, beri tahniah dengan sepotong doa: Moga-moga ALLAH membalas kamu dengan kebaikan.
5. Sekiranya pendapat yang diberi salah, jangan sekali-kali menghinanya. Betulkan dengan mesra dan kasih sayang menggunakan hujah-hujah yang bernash.
6. Sekiranya kita sendiri yang melakukan kesalahan atau mengeluarkan pendapat yang salah, minta ampunlah kepada Tuhan dan merendah dirilah untuk menerima hakikat kesalahan itu.
7. Misalnya terjadi perbedaan pendapat yang serius hingga sukar untuk menyatukan pandangan, maka demi perpaduan, pandangan ketua atau pemimpinlah yang mesti diterima.
8. Dalam syura Islam jangan sekalipun terjadi mujadalah, berburuk sangka, sakit hati, caci maki, berkelahi, lempar kursi, pukul meja, tunjuk pistol, geram, dendam dan sebagainya. Anggota-anggota syura akan sanggup untuk mengalah, bersabar untuk mencari nas (dalil) atau bersikap tawakuf (menerima tidak, menolak pun tidak). Bahkan demi menjaga ukhuwah karena ALLAH, di akhir majelis, masing-masing akan saling bermaaf-maafan dan berbaik sangka serta bersabar untuk menanti bantuan ALLAH dalam masalah apapun yang timbul. Di penutupnya, sama-sama membaca surah Wal ‘Ashr dan doa kifarah, yakni meminta ampun kepada ALLAH. InsyaALLAH dengan cara itu, umat Islam akan senantiasa membuat keputusan yang tepat, bersih dan diberkati ALLAH.
2. Prinsip dalam Al-Ijma’
Ijma’[19]
• Pengertian Ijma’:
Ijma' menurut bahasa Arab berarti kesepakatan atau sependapat tentang sesuatu hal, seperti perkataan seseorang ( ) yang berati "kaum itu telah sepakat (sependapat) tentang yang demikian itu." [20]
Menurut istilah ijma', ialah kesepakatan mujtahid ummat Islam tentang hukum syara' dari peristiwa yang terjadi setelah Rasulullah SAW meninggal dunia. Sebagai contoh ialah setelah Rasulullah SAW meninggal dunia diperlukan pengangkatan seorang pengganti beliau yang dinamakan khalifah. Maka kaum muslimin yang ada pada waktu itu sepakat untuk mengangkat seorang khalifah dan atas kesepakatan bersama pula diangkatlah Abu Bakar RA sebagai khalifah pertama. Sekalipun pada permulaannya ada yang kurang menyetujui pengangkatan Abu Bakar RA itu, namun kemudian semua kaum muslimin menyetujuinya. Kesepakatan yang seperti ini dapat dikatakan ijma'. Jadi Ijma’ dapat diartikan :
1. Imam Ghazali: Kesepakatan umat Muhamad terhadap suatu masalah
2. Jumhur: Kesepakatan mujtahid pada suatu masa terhadap suatu hukum syara’ setelah wafatnya Rasulullah.
• Secara Historis :
1. Ijma’ merupakan suatu proses alamiah bagi penyelesaian persoalan melalui pembentukan pendapat mayoritas ummat secara bertahap.
2. Ijma’ bermula dari pendapat pribadi dan berpuncak pada peneriamaan universal oleh ummat dalam jangka panjang.
3. Ijma’ adalah aktifitas informal murni dari para ulama dalam kedudukan pribadi mereka tanpa ada organisasi yang pasti dan prosedur yang spesifik.
• Dasar Hukum Ijma’:
Dasar hukum ijma' berupa aI-Qur'an, al-Hadits dan akal pikiran.
(1). Al-Qur'an
Allah SWT berfirman yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu." (an-Nisâ': 59)
Perkataan amri yang terdapat pada ayat di atas berarti hal, keadaan atau urusan yang bersifat umum meliputi urusan dunia dan urusan agama. Ulil amri dalam urusan dunia ialah raja, kepala negara, pemimpin atau penguasa, sedang ulil amri dalam urusan agama ialah para mujtahid.
Dari ayat di atas dipahami bahwa jika para ulil amri itu telah sepakat tentang sesuatu ketentuan atau hukum dari suatu peristiwa, maka kesepakatan itu hendaklah dilaksanakan dan dipatuhi oleh kaum muslimin.
[19] Tim Penulis Dosen PAI UGM, 2004, Buku Teks Pendidikan Agama Islam, Bagian Filsafat Agama Fakultas Filsafat UGM,
[20] Kamus Bahasa Arab Al Mufid
Firman AIlah SWT yang artinya: "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai." (Ali Imran: 103)
Ayat ini memerintahkan kaum muslimin bersatu padu, jangan sekali-kali bercerai-berai. Termasuk dalam pengertian bersatu itu ialah berijma' (bersepakat) dan dilarang bercerai-berai, yaitu dengan menyalahi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh para mujtahid.
Firman Allah SWT yang artinya: "Dan barangsiapa yang menantang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang yang beriman, Kami biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukan ia ke dalam jahannam dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (An-Nisâ': 115)
Pada ayat di atas terdapat perkataan sabîlil mu'minîna yang berarti jalan orang-orang yang beriman. Jalan yang disepakati orang-orang beriman dapat diartikan dengan ijma', sehingga maksud ayat ialah: "barangsiapa yang tidak mengikuti ijma' para mujtahidin, mereka akan sesat dan dimasukkan ke dalam neraka."
(2). AI-Hadits
Bila para mujtahid telah melakukan ijma' tentang hukum syara' dari suatu peristiwa atau kejadian, maka ijma' itu hendaklah diikuti, karena mereka tidak mungkin melakukan kesepakatan untuk melakukan kesalahan apalagi kemaksiatan dan dusta, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Artinya: "umatku tidak akan bersepakat untuk melakukan kesalahan." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
(3). Akal pikiran
Setiap ijma' yang dilakukan atas hukum syara', hendaklah dilakukan dan dibina atas asas-asas pokok ajaran Islam. Karena itu setiap mujtahid dalam berijtihad hendaklah mengetahui dasar-dasar pokok ajaran Islam, batas-batas yang telah ditetapkan dalam berijtihad serta hukum-hukum yang telah ditetapkan. Bila ia berijtihad dan dalam berijtihad itu ia menggunakan nash, maka ijtihadnya tidak boleh melampaui batas maksimum dari yang mungkin dipahami dari nash itu. Sebaliknya jika dalam berijtihad, ia tidak menemukan satu nashpun yang dapat dijadikan dasar ijtihadnya, maka dalam berijtihad ia tidak boleh melampaui kaidah-kaidah umum agama Islam, karena itu ia boleh menggunakan dalil-dalil yang bukan nash, seperti qiyas, istihsan dan sebagainya. Jika semua mujtahid telah melakukan seperti yang demikian itu, maka hasil ijtihad yang telah dilakukannya tidak akan jauh menyimpang atau menyalahi al-Qur'an dan al-Hadits, karena semuanya dilakukan berdasar petunjuk kedua dalil ltu. Jika seorang mujtahid boleh melakukan seperti ketentuan di atas, kemudian pendapatnya boleh diamalkan, tentulah hasil pendapat mujtahid yang banyak yang sama tentang hukum suatu peristiwa lebih utama diamalkan.
• Fungsi Ijma’:
1. Mengeliminir kesalahan-kesalahan dalam berijtihad
2. Menyatukan pendapat-pendapat yang berbeda
3. Menjamin penafsiran yang tepat atas Qur’an dan keotentikan hadis
• Rukun Ijma’:
1. Mujtahid: seluruh mujtahid hadir dan seluruh yang hadir menyetujui
2. Kesepakatan: dilakukan secara tegas dan bulat
• Macam Ijma’: sharih (kesepakatannya tegas) dan sukuti (kesepakatannya tidak tegas).
• Pendapat Ulama tentang Ijma’:
1. Syafi’I, Hambali, Zahiri: Ijma’ hanya terjadi pada masa sahabat
2. Malik: praktek orang Madinah dianggap Ijma’
3. Syiah: Ijma’ adalah kesepakatan para anggota keluarga Rasul
4. Abduh: Ijma’ adalah mufakat orang yang berwenang (ulul amri), dan dapat dibatalkan oleh generasi berikutnya. Tidak ada ketentuan teknis tentang ijma’ dalam al-Qur’an.
5. Iqbal: Bentuk ijma’ yang mungkin adalah pengalihan kekuasaan ijtihad kepada lembaga legislative.

Qiyas (Analogical Reasoning) [21]
• Definisi: Qiyas adalah menganalogikan suatu masalah yang belum ada ketetapan hukumnya (nash/dalil) dengan masalah yang sudah ada ketetapan hukumnya karena adanya persamaan illat.
• Historis:
1. Ijma’ merupakan sistematisasi ra’y (pendapat pribadi)
2. Bentuknya tidak kaku dan formal, tanpa batasan yang spesifik
• Sikap ulama: menerima (jumhur), dan menolak (Zahiri).
• Rukun dan Syarat Qiyas:
1. Ashl (Maqis alaih): masalah yang sudah ada hukumnya, baik dari al-Qur’an maupun hadis.
2. Furu’ (maqis): masalah yang sedang dicari hukumnya.
3. Hukum Ashl: hukum yang sudah ditetapkan oleh nash
4. Illat: sifat yang terdapat dalam ashl, dengan syarat: sifatnya nyata dan dapat dicapai dengan indera, konkrit tidak berubah, dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

[21] ”PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” (Buku Teks Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Universitas Gunadarma), Penerbit : Universitas Gunadarma, 2003
• Pembagian Qiyas:
1. Qiyas Aulawi: jika hukum pada furu’ lebih kuat daripada ahl (seperti mengqiyaskan memukul dengan kata “ah”).
2. Qiyas Musawi: Jika hukum pada furu’ sama kuatnya dengan hukum pada ashl (seperti memakan harta anak yatim dengan membakarnya).
3. Qiyas Adna: yaitu hukum pada furu’ lebih lemah daripada ashl (seperti mengqiyaskan apel dengan gandum).
• Kejelasan Illat:
1. Qiyas Jaly: Qiyas yang illatnya ditetapkan oleh nash bersamaan dengan hukum ashl (seperti memukul orang tua)
2. Qiyas Khafy: Qiyas yang illatya tidak disebut dalam nash.

C. KESIMPULAN
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya, dalam Al-Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai rasulnya melalui sunah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadist.
HAM terbagi menjadi 2 HAM Menurut barat dan menurut islam. HAM barat bersifat anthroposentris: segala sesuatu berpusat pada manusia sehingga menempatkan manusia sebagai tolak ukur segala sesuatu. HAM islam bersifat theosentris: segala sesuatu berpusat pada Allah.
Dalam konsep demokrasi modern, kedaulatan rakyat merupakan inti dari demokrasi sedang demokrasi islam meyakini bahwa kedaulatan Allah lah yang menjadi inti dari demokrasi.


======================== Jazzakumullah Khairan Katsiiron ===========================

“Tinggalkanlah sesuatu yang aku tidak anjurkan kepadamu. Kebinasaan umat terdahulu ialah karena mereka banyak bertanya dan selalu menyelisihi Nabi mereka. Jadi, apabila aku melarangmu dari sesuatu, tinggalkanlah, dan apabila aku perintahkan sesuatu kepadamu, lakukanlah semampumu”
(HR Bukhari No. 7288 dan Muslim No. 1337).


DAFTAR ISTILAH/GLOSARI
Amaliyah
adalah segala apa yang berhubungan dengan tata cara amal. Seperti shalat, zakat, puasa dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut far’iyah (cabang agama), karena ia di¬bangun di atas i’tiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya i’tiqadiyah.

Bayan Taudhih
yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Qur'an

Bayan Tafsir
yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan musytarak.

Bayan Taqrir
yaitu as-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Qur'an

I’tiqadiyah
adalah hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal. Seperti i’tiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah dan kewajiban beribadah kepadaNya, juga beri’tiqad terhadap rukun-ru¬kun iman yang lain. Hal ini disebut ashliyah (pokok agama)

Jizyah
pajak

Khuluqiyah
Segi Akhlak

Kosmologi
adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama.

Metafisika
(Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah atau di balik", φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas.


DAFTAR PUSTAKA

1. ”PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” (Buku Teks Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Universitas Gunadarma), Penerbit : Universitas Gunadarma, 2003
2. Tim Penulis Dosen PAI UGM, 2004, Buku Teks Pendidikan Agama Islam, Bagian Filsafat Agama Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta
3. Depag, RI, 2002.Materi Sosialisasi Tema-tema Pokok PAU pada PTU,: Depag RI, Jakarta
4. Al-Faruqi, I. R.,, 1988, Tawhid Its Implication for Thought and Life, diterjemahkan oleh Rahmani Astuti “Tauhid” Pustaka, Bandung.
5. Al Maududi, A. A., 1983, Pokok-Pokok Pandangan Hidup Muslim (terjemahan Osman Raliby), Bulan Bintang, Jakarta.
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam

perubahan ke4

Perubahan Keempat UUD 1945, adalah perubahan keempat pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2002 tanggal 1-11 Agustus 2002.
Perubahan Keempat menyempurnakan dan menambahkan pasal-pasal berikut:
  1. Pasal 2
  2. Pasal 6A
  3. Pasal 8
  4. Pasal 11
  5. Pasal 16
  6. BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
    1. Pasal 23B
    2. Pasal 23D
    3. Pasal 24
  7. BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
    1. Pasal 31
    2. Pasal 32
  8. BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
    1. Pasal 33
    2. Pasal 34
  9. Pasal 37
  10. ATURAN PERALIHAN
    1. Pasal I
    2. Pasal II
    3. Pasal III
  11. ATURAN TAMBAHAN
    1. Pasal I
    2. Pasal II

perubahan ke3

Perubahan Ketiga UUD 1945, adalah perubahan ketiga pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2001 tanggal 1-9 November 2001.
Perubahan Ketiga menyempurnakan dan menambahkan pasal-pasal berikut:
  1. Pasal 1
  2. Pasal 3
  3. Pasal 6
  4. Pasal 6A
  5. Pasal 7A
  6. Pasal 7B
  7. Pasal 7C
  8. Pasal 8
  9. Pasal 11
  10. Pasal 17
  11. BAB VIIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH
    1. Pasal 22C
    2. Pasal 22D
  12. BAB VIIB PEMILIHAN UMUM
    1. Pasal 22E
    2. Pasal 23
    3. Pasal 23A
    4. Pasal 23C
  13. BAB VIIIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
    1. Pasal 23E
    2. Pasal 23F
    3. Pasal 23G
  14. Pasal 24
  15. Pasal 24A
  16. Pasal 24B
  17. Pasal 24C

perubahan ke 2

Perubahan Kedua UUD 1945, adalah perubahan kedua pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai hasil Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000.
Perubahan Kedua menyempurnakan dan menambahkan pasal-pasal berikut:
  1. Pasal 18
  2. Pasal 18A
  3. Pasal 18B
  4. Pasal 19
  5. Pasal 20
  6. Pasal 20A
  7. Pasal 22A
  8. Pasal 22B
  9. BAB IXA WILAYAH NEGARA
    1. Pasal 25E
  10. 10 BAB X WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
    1. Pasal 26
    2. Pasal 27
  11. 11 BAB XA HAK ASASI MANUSIA
    1. Pasal 28A
    2. Pasal 28B
    3. Pasal 28C
    4. Pasal 28D
    5. Pasal 28E
    6. Pasal 28F
    7. Pasal 28G
    8. Pasal 28H
    9. Pasal 28 I
    10. Pasal 28J
  12. BAB XII PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
    1. Pasal 30
  13. BAB XV BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
    1. Pasal 36A
    2. Pasal 36B
    3. Pasal 36C

Pasal 5

1. Presiden memegang kekuasan membentuk undang-undang dengan persetudjuan Dewan Perwakilan rakyat.
menjadi
2. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.

Pasal 7

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
menjadi
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

Pasal 9

Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama atau berdyandji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis Permusjawaratan rakyat atau Dewan Perwakilan rakyat sebagai berikut : Sumpah Presiden (Wakil Presiden) : ,,Demi Allah, saja bersumpah akan memenuhi kewadjiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan mendyalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya sert berbakti kepada Nusa dan Bangsa." dyanji Presiden (Wakil Presiden) : ,,Saja berdyandji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewadjiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan mendyalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya sert berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
menjadi
1. Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut :
Sumpah Presiden (Wakil Presiden) :
     "Demi Allah, saja bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden
     Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia)
     dengan sebaik-baiknja dan seadil-adilnja, memegang teguh
     Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang
     dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
     kepada Nusa dan Bangsa."
     Janji Presiden (Wakil Presiden) :
     "Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi
     kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden
     Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknja dan seadil-adilnja,
     memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala
     undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya
     sert berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
2. Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilian Rakyat tidak dapat mengadakan Sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sugguh-sungguh di hadapan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah Agung.

Pasal 13

1. Presiden mengangkat duta dan konsul.
2. Presiden menerima duta Negara lain.
menjadi
1. Presiden mengangkat duta dan konsul.
2. Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 14

Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.
menjadi
1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat


Pasal 15

Presiden memberi gelaran, tanda dyasa dan lain-lain tanda kehormatan.
menjadi
Presiden memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang.

Pasal 17

2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3. Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.
menjadi
2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

Pasal 20

1. Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetudjuan Dewan Perwakiln rakyat.
2. Jika sesuatu rantjangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan rakyat, maka rantjangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.
menjadi
1. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
2. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
3. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.
4. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.

Pasal 21

1. Anggauta-anggauta Dewan Perwakilan rakyat berhak memajukan rantjangan undang-undang.
2. Jika rantjangan itu, meskipun disetudjui oleh Dewan Perwakilan rakyat, tidak disahkan oleh Presiden, maka rantjangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.
menjadi
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang.
DASAR PEMIKIRAN DAN LATAR BELAKANG PERUBAHAN UUD 1945
  1. Undang-Undang Dasar 1945 membentuk struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal ini berakibat pada tidak terjadinya checks and balances pada institusi-institusi ketatanegaraan.
  2. Undang-Undang Dasar 1945 memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif (Presiden). Sistem yang dianut UUD 1945 adalah executive heavy yakni kekuasaan dominan berada di tangan Presiden dilengkapi dengan berbagai hak konstitusional yang lazim disebut hak prerogatif (antara lain: memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi) dan kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasan membentuk Undang-undang.
  3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” dan “fleksibel” sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 UUD 1945 (sebelum di amandemen).
  4. UUD 1945 terlalu banyak memberi kewenangan kepada kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan Undang-undang. Presiden juga memegang kekuasaan legislatif sehingga Presiden dapat merumuskan hal-hal penting sesuai kehendaknya dalam Undang-undang.
  5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia dan otonomi daerah. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya praktek penyelengaraan negara yang tidak sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai berikut:
    a. Tidak adanya check and balances antar lembaga negara dan kekuasaan terpusat pada presiden.
    b. Infra struktur yang dibentuk, antara lain partai politik dan organisasi masyarakat.
    c. Pemilihan Umum (Pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan demokrasi formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaannya dikuasai oleh pemerintah.
    d. Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru yang berkembang adalah sistem monopoli dan oligopoli.

Periode UUD 1945 Amandemen

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

Pancasila dan UUD 1945 di Era Reformasi

GELOMBANG reformasi yang bergulir sebelas tahun lalu, memang mengusung setumpuk agenda yang siap ditancapkan untuk membangun kembali Indonesia menjadi negeri yang kokoh atau tidak bopeng. Tak salah, jika agenda reformasi yang digulirkan oleh rakyat itu pun menuntut perubahan di segala bidang, tidak hanya sekedar suksesi kepemimpinan melainkan juga tuntutan perubahan di bidang ekonomi, hukum bahkan politik —tidak terkecuali reformasi sistem ketatanegaraan.

Salah satu tuntutan reformasi sistem tata negara adalah perubahan/amandemen UUD 1945. Untuk memenuhi tuntutan itu (selama waktu 1999-2002), UUD 1945 telah diamandemen sebanyak empat kali. Tahap-tahap perubahan itu tak bisa ditepis; cermin tuntutan reformasi akan perubahan cara pandang, nilai dan prinsip dalam memecahkan persoalan dan mengantisipasi kebutuhan bangsa dan negara Indonesia di masa depan.

Di sisi lain, latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 itu, di era Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu luwes (sehingga bisa menimbulkan multitafsir), dan kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Buku Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi karya H Subandi Al Marsudi bisa dijadikan sebagai referensi dalam menelusuri perubahan-perubahan yang cukup mendasar terhadap UUD 45.

Di sisi lain, penulis mengupas keberadaan Pancasila. Sayang, di buku ini, penulis tak mengupas sejarah Pancasila yang sempat menimbulkan perdebatan sengit semisal Piagam Jakarta, sidang Majelis Konstituante yang menjadikan Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli dan Indonesia kembali ke UUD 1945. Di sisi lain, penulis tidak menyoroti Pancasila di era reformasi yang kerap dijadikan kambing hitam, akibat kekuasaan Orba menafsirkan Pancasila dan membatasi tafsir lain yang berbeda. Adapun satu hal yang baru dari buku ini adalah penjelasan yang detail seputar tahap-tahap amandemen UUD 1945. UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara RI. UUD 1945 pun memiliki sejarah panjang. Disahkan sebagai UUD negara oleh PPKI 18 Agustus 1945, UUD 45 sempat digantikan dengan UUD lain sebab 27 Desember 1949 Indonesia memberlakukan Konstitusi RIS dan 17 Agustus 1950 memakai UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959, UUD 1945 pun diberlakukan lagi.

Sejak reformasi bergulir, selama 1999-2002, UUD 1945 sudah mengalami 4 kali perubahan (amandemen). Ada beberapa perbedaan sebelum dan sesudah amandemen.

Sebelum amandemen UUD 1945 terdiri Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.

Setelah 4 kali perubahan, UUD 1945 mencakup; 20 bab, 73 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, serta 2 pasal Aturan Tambahan. Juga, penjelasan UUD 45 telah ditiadakan (diadakan pencabutan secara diam-diam/implicit), lahirnya lembaga-lembaga baru seperti DPD (lihat Bab VIIA pasal 22C dan 22D) Komisi Yudisial (Pasal 24B), Mahkamah Konstitusi (lihat Pasal 24C) dan dihapusnya lembaga lama, yakni DPA (Bab IV).

Selain itu, perbedaan lain setelah diamandemen adalah berkurangnya kekuasaan dan wewenang (juga berubahnya) kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, yakni tidak lagi tak terbatas, tidak lagi menetapkan GBHN (Pasal 3 ayat (1), tidak lagi memilih Presiden dan Wakil Presiden (lihat Pasal 6A ayat (1),). Dengan kata lain, MPR menjadi lembaga negara biasa.

Tuntutan reformasi 98 adalah adanya perubahan UUD 1945. Tujuan perubahan itu menyempurnakan aturan dasar, seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, dan hal-hal lain yang sesuai perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.

Perubahan UUD 1945 itu, tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.

Perubahan yang telah dilakukan sebanyak 4 (empat) kali (sejak tahun 1999-2002) terhadap UUD 1945, tak bisa disangkal telah mewarnai kehidupan ketatanegaraan. Dari hasil amandemen UUD 1945 itu, setidaknya telah membawa implikasi perubahan yang cukup signifikan terhadap sistem perpolitikan Indonesia.

Tapi, jika dikritisi secara komprehensif, amandemen UUD 1945 yang dilakukan MPR itu dapat dikata belum sepenuhnya jadi problem solving penyelesaian masalah ketatanegaraan bangsa Indonesia selama kurang lebih enam dasawarsa di bawah UUD 1945 sebelum amandemen. Selain itu, amandemen UUD 1945 masih jauh dari semangat reformasi Mei 1998, yakni semangat membangun negeri Indonesia ke arah kehidupan ketatanegaraan yang demokratis dan semangat untuk menata kelembagaan negara serta hubungan antar-lembaga negara yang sesuai dengan prinsip saling mengontrol.

Meski amandemen sudah memberikan warna lain, tapi masih belum memenuhi tuntutan rakyat secara terang benderang. Ada tiga faktor yang menjadi penyebab kenapa hasil amandemen UUD 1945 masih belum memberikan titik terang benderang. Pertama, MPR yang menjadi satu-satunya institusi negara yang mendapat mandat rakyat dan memiliki kewenangan melakukan amandemen UUD 1945 sesuai dengan Pasal 37 UUD 1945, tetapi dalam melakukan amandemen UUD 45 tak punya paradigma perubahan dan kerangka kerja (framework) yang jelas, sehingga menjadikan hasil amandemen UUD 1945 parsial, tak komprehensif, memenuhi pesanan kekuasaan, berdasarkan keadaan dan kebutuhan. Pendek kata, amandemen hanya sepotong-sepotong atau tidak lebih tambal sulam.

Kedua, adanya tarik-menarik dan tawar-menawar (bargaining politic) elit politik. Ketiga, aspirasi rakyat yang nyaris tak mendapat wadah, karena minimnya keikutsertaan rakyat dalam proses amandemen UUD 1945. MPR tak maksimal dan sungguh-sungguh memberi ruang pada rakyat untuk berpartisipasi dalam proses amandemen. Perjaringan aspirasi rakyat hanya formalitas guna memenuhi mekanisme dan prosedur. Padahal, hal ini jadi bagian penting dalam proses amandemen UUD 45 terutama dalam membangun sense of belonging dan keyakinan rakyat pada hukum dasarnya.

UUD 1945 sudah diamandemen 4 kali. Tetapi, berbagai problem ketatanegaraan muncul satu per satu mewarnai ketatanegaraan Indonesia. Tak salah, jika agenda untuk melakukan amandamen kelima tidak lagi sebagai hal tabu.

Sabtu, 05 September 2009

TANAMAN HERBAL BERKHASIAT

TIN /POKOK ARA

Pengenalan

Pokok Ara ( ficus) merupakan genus untuk kira-kira 800 spesies pokok berkayu, pokok renek, dan pokok menjalar dalam famili moraceae. Pokok ini berasal dari seluruh kawasan tropika, dengan beberapa spesies yang bertumbuh juga di kawasan iklim sederhana yang hangat. Kebanyakan spesies adalah malar hijau, sedangkan pokok-pokok di kawasan iklim sederhana dan kawasan yang mempunyai musim kering yang panjang adalah pokok luruh daun.Genus ini termasuk satu spesies, Common fig (F. carica), yang menghasilkan buah perdagangan yang dipanggil "buah ara". Buah daripada banyak spesies yang lain juga boleh dimakan walaupun tidak beberapa popular. Contoh-contoh pokok ara yang lain termasuk Pokok Bo dan subgenus banyan. Terdapat Pokok Ara Wild Willowleaf yang luar biasa besarnya di Afrika Selatan yang dilindungi oleh Simpanan Alam Semula Jadi Wonderboom. Pokok ara boleh juga dibiakkan dengan mudah daripada keratan tunas.

Khasiat dan kegunaan

Jika dimakan yang kering (Tidak terlalu Banyak) terhindar dari bahan-bahan keracunan Melicinkan tekak dan dada , mencuci hati dan jantung m,embersihkan lendir-lendir yang terdapat di dalam usus-usus. Jika dimakan masih basah menghilangkan penyakit buasir.Jika dimakan bersama buah pala sekiranya sebelum terminum/termakan racun pembunuh akan terselamat

Pokok Ara merupakan sumber yang baik untuk flavonoid dan polifenol. [1]. Apabila buah ara disukat untuk kandungan bahan antioksidanya, didapati bahawa 40 gram buah ara kering (dua biji buah ara yang sederhana saiznya) boleh meningkatkan keupayaan bahan antioksida plasma. [2] Pokok Ara juga mengandungi kandungan serabut yang terbanyak, berbanding buah-buahan yang lain, baik kering mahupun segar


DELIMA

Nama botani: Punica grantum

Buah Delima yang dikenali sebagai “ Buah dari syurga �,telah disebut dalam Al Quran sebagai salah satu buah yang boleh diperolehi di halaman syurga. Ianya turut diakui oleh pakar sains sebagai buah yang kaya dengan keunikan dan keistimewaan semulajadinya.Ianya dapat dinilai daripada kandungan anti-oksidanya yang tinggi membuatkan buah ini berbeza daripada yang lain.

Kandungan anti-oksida yang didapati didalam buah ini dikenali sebagai “Polyphenol� . Ia mempunyai 3x ganda kebaikan anti-oksida berbanding “Green Tea�. Keberkesanannya telah terbukti bagi membantu dalam memelihara kulit dari pencemaran oksida(bahan kimia,virus dan bakteria).

Salah satu bahan utama yang bertindak sebagai pelengkap kepada khasiat keseluruhan Buah Delima adalah dikenali sebagai Ellagic Acid. Fungsi utamanya adalah untuk memfokuskan kepada proses peneutralan radikal bebas yang berupaya membantu dalam melambatkan proses penuaan. Kandungannya yang diperkaya dengan Vitamin A, C, E dan Iron sangat baik untuk membantu merangsangkan fungsi sel kulit sihat, seterusnya membantu memberi kesegaran kepada kulit serta memastikan kulit sentiasa nampak cerah dan berseri bak delima.

Nama perkebunan delima ialah Punica granatum diambil dari kekata Perancis yang bermakna epal yang berbiji.
Delima dipercayai berasal dari Iran, kawasan banjaran Himalaya dan utara India. Ia berkembang sebagai bahan masakan dan ditanam di pesisir Mediterranean, disesuaikan dengan kawasan suhu dingin dan panas. Delima tumbuh seperti pokok semak atau pokok biasa setinggi 3-6 meter, atau ada kalanya 9 meter. Biasanya daunnya luruh tetapi beberapa kawasan pula, pokoknya malar segar.

Buahnya mula berkurangan selepas usia 15 tahun. Namun delima sejenis pokok tahan lama sehingga 200 tahun. Bunganya berwarna keunguan, putih atau campuran dwiwarna. Ia digunakan sebagai celupan warna merah yang sudah digunakan berabad-abad di Asia Tengah. Daunnya berkilat dan kuat berbentuk perisai. Warna dan bunganya yang bagus terakam dalam maksud firman Allah swt.
Keunggulan delima ialah susunan buahnya yang diperkukuh oleh tapal kulit yang memelihara mutu buah sehingga enam bulan. Delima boleh berbuah antara setahun dan tiga tahun selepas ditanam. Pasaran Timur Jauh adalah destinasi utama dagangan delima. Khasiatnya tinggi kaya dengan zat sodium, riboflavin, thiamine, niacin, vitamin C, kalsium dan forsforus. Ia juga sejenia penawar karena kandungan antioksidan yang tinggi bagi penyakit jantung, cepat tua dan barah. Biji delima yang kering digunakan untuk masakan asli India Utara. Bijinya adalah gantian kismis bagi bahan membuat kek.

Dalam perubatan Yunani dan homeopati, delima dapat mengubati cirit birit, sakit telinga, pandangan kabur, sakit gusi dan kurang lawas pengahadhaman.
(dari buku Plants Of The Quran oleh Dr M I H Farooqi)

Buah delima atau dari segi saintifiknya Punica granatum mempunyai pelbagai keistimewaan, selain dari sedap dimakan ,ia juga mempunyai kebaikan dari segi kesihatan.Zat besi yang terdapat dalam buah delima dianggap sebagai unsur penting dalam pembentukan darah merah. Seseorang yang kekurangan zat besi akan mengalami penyakit anemia. Buah delima juga boleh memperbaiki usus-usus dan menguatkannya, membersihkan bahagian dalam tekak serta sesuai untuk mereka yang mengalami masalah batuk. Walaupun begitu buah delima masam juga boleh mencegah dari muntah, menghentikan cirit-birit dan melawaskan air kencing.Ini kerana buah delima mengandungi bahan pengcengkam yang mampu memegang dinding saluran perut.

Namun begitu terdapat kajian yang menyatakan bahawa biji delima dapat di jadikan ubat luka-luka yang teruk dan kebenjolan, caranya dengan mengambil biji-biji delima di tumbuk dan dicampurkan dengan sedikit madu dan disapukan pada bahagian luka.



TERUNG PIPIT

Nama botani: Solanum tarvum

Famili: Solanaceae

Pengenalan

Pokok renek yang tumbuh tegak hingga 3 meter tinggi, banyak cabang, duri pada batang
daun dan tangkai bunga. Daun ringkas bersusun selang seli.Bunga dalam jambak kecil,

bercabang mempunyai 50-100 bunga.Buah jenis beri, kecil berwarna hijau dan hijau muda.
Terung pipit gemarkan tanah yang lembap dan tidak terlalu basah.
Pembiakan melalui biji atau diasingkan bahagian tunas berakar.
Terung pipit merupakan tumbuhan liar di Malaysia dan di negara-negara tropika yang lain tetapi negara asalnya adalah Antilles.
Berdasarkan kajian terung pipit mengandungi 2% protein, 0.1% lemak,
7.9% karbohidrat dan mengandungi banyak fosforus, sedikit zat besi,
banyak vitamin A dan C serta sedikit vitamin BI.
Terung pipit juga dikatakan mengandungi alkoloid jenis
steroid yang dikenali sebagai solasodin sebanyak 0.84%.
Steroid ini penting untuk menghasilkan pil perancang keluarga.

Khasiat dan kegunaan
Terung pipit biasanya dimakan mentah atau dicelur untuk dibuat ulam.
Seluruh bahagian ditumbuk lumat cecairnya digunakan sebagai penawar bisa ular
dan gigitan serangga.Buah dimakan untuk melegakan sakit perut. Daun yang ditumbuk
lumat cecirnya disapi pada kulit terbakar.Akar yang ditumbuk lumat disapu pada
kulit pada kaki yang retak, tempat yang bengkak untuk hilangkan sakit dan
supaya darah dapat beredar dengan baik juga demam panas,pitam dan sawan.

TENGGEK BURUNG
Nama botani: Euodia redlevi
Famili: Rutaceae
Pengenalan

Tenggek burung merupakan sejenis ulam yang biasa dimakan oleh masyarakat melayu. Daunnya
mempunyai rasa yang agak kelat dan ianya rangup.

Khasiat dan kegunaan

Digunakan dalam perubatan tradisional untuk merawat darah tinggi.
Ia boleh dimakan sebagai ulam dengan sambal belacan.
Untuk merawat darah tinggi 5-7 helai daunnya boleh dimakan sebagai ulam
setiap hari.Ia juga boleh melambatkan pengeluaran mani selain
dapat menyegarkan badan.


AKAR MENGKUNYIT
Nama botani: Coscinumm Blumeanum

Famili:

Pengenalan

Mengkunyit ialah sejenis tumbuhan liar yang biasa dijumpai di hutan dan belukar.Ia merupakan sejenis tumbuhan memanjat yang dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian sepuluh kaki (dengan memanjat pada tumbuhan lain atau sokongan). Daunnya lebar dan panjang berukuran 7 x 20 cm. Terdapat dua jenis mengkunyit iaitu mengkunyit emas dan mengkunyit perak dibezakan oleh warna daunnya.

Khasiat dan kegunaan

Mengkunyit digunakan sebagai ubat resdung yang berkesan dalam perubatan tradisional melayu. Herba ini dapat menghilangkan gatal-gatal di muka, kulit kepala dan hidung, sering bersin dan hidung berair, berjerawat di muka, gatal-gatal di kuku kaki dan tangan. Ia juga mengandungi kesan antibiotik terhadap beberapa jenis bakteria dan kulat. Kandungan flavanoid yang tinggi dalam tumbuhan ini menyebabkan fungsinya bertindak sebagai anti oksida yang dapat mengeluarkan histemin dan zat-zat alergi yang lain.
Satu lagi kelebihan herba ini ialah membantu meningkatkan kadar vitamin C dalam tubuh yang melindungi kerosakan akibat radikal bebas dan menguatkan sendi.


TURI / GETI

Nama botani : Sesbania grandiflora

Famili: Lenguminasae
Pengenalan
Asalnya, pokok ini adalah tumbuhan yang meliar di hutan, namun disebabkan kecantikan banyak ditanam sebagai hiasan. Bunganya berwarna merah atau putih bergantung kepada spesies dan berbentuk seperti paruh burung. Buah dalam bentuk seperti kacang panjang yang mana ia meletup apabila masak. Pokok yang berasal dari Asia Tenggara ini berbatang lurus dan banyak dahan serta boleh mencapai tahap ketinggian tiga hingga lima meter.
Khasiat dan kegunaan
Dalam perubatan berasaskan herba, pucuk atau daun muda turi lebih banyak digunakan kerana dikenal pasti sebagai mempunyai khasiat. Mengikut kajian, setiap 100 gram daun muda yang dimakan, ia mengandungi 77.2g air, 8.4mg protein, 1.1g lemak, 9.7g karbohidrat, 1.8g serat dan 181mg kalsium. Selain itu, ia juga menyimpan 29mg fosforus, 0.3mg ferum, 23mg natrium, 356mg kalium, 0.6mg vitamin B1, 0.71mg vitamin B2 dan 11mg vitamin C serta 2.4mg niasin.
Kandungan zat-zat tertentu yang penting untuk pertumbuhan tulang dan tumbesaran dalam daun muda turi membuktikan bahawa herba ini mempunyai banyak khasiat dan kegunaan untuk manusia.
Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains, Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap memberitahu, masyarakat Melayu sebelum ini menjadikan daun dan bunga turi sebagai sayur atau ramuan masak gulai.
Rebusan akar pokok turi selalunya diminum untuk mengurangkan batuk dan membuang kahak.Kulit muda batang pokok turi juga mempunyai khasiat tersendiri iaitu dengan meminum rebusannya.
Air rebusan kulit pokok turi boleh melegakan demam dan pening kepala.


PERIA

Nama botani: Momordica charantia L.

Famili: Cucurbitaceae

Pengenalan

Ia banyak terdapat di kawasan tropika. Di Semenanjung Malaysia peria ditanam di sekitar rumah atau di kebun tetapi kadang-kadang hidup liar. Pokok peria memanjang menggunakan sulur paut manakala daunnya kecil dengan lima cuping telinga yang jelas sementara bunganya berwarna kuning.
Buah peria berbentuk meruncing di kedua-dua hujung dengan kulitnya berkedut-kedut dan berwarna hijau tua ketika masih muda. Selain dimasak, buah muda peria selalu dibuat jeruk manakala bunganya pula boleh digunakan sebagai perisa makanan.

Bagi mengurangkan rasa pahit, biasanya buah peria yang telah dihiris direndam terlebih dahulu dengan air garam. Peria mengandungi pelbagai zat makanan yang diperlukan oleh manusia untuk kesihatan. Setiap 100 gram (g) peria mengandungi 0.8g protein untuk membina tisu-tisu badan, 2.9g karbohidrat untuk tenaga, 0.9g fiber untuk penghadaman dan 56 miligram (mg) kalsium untuk menguatkan gigi dan tulang. Peria juga mengandungi 140ug karatenea beta untuk penglihatan di samping zat besi (6.1mg), fosforus (10mg) dan kalium (116mg). Ketiga-tiganya adalah garam galian untuk metabolisme yang mengekalkan fungsi badan.
Khasiat dan kegunaan
Buah peria muda selalunya dijadikan sebagai tonik yang berkesan untuk membersihkan darah.
Amalan memakan peria bagus untuk pesakit darah tinggi dan kencing manis di samping merawat batuk serta mengubati cirit-birit. Peria juga bertindak sebagai antiradang, menurunkan panas, menyegarkan badan dan mematikan cacing. Sama ada dimakan atau disapukan, buah peria boleh mematangkan bisul, menyuburkan rambut bayi dan menghilangkan parut luka.
Daun peria yang ditumbuk halus bersama-sama kunyit boleh dijadikan ubat sapu untuk menghilangkan gatal akibat campak. Air rebusan daunnya pula boleh mengatasi masalah susah membuang air besar. (Zainal Abidin, kurator muzium Negara).


KADUK/ SIRIH DUDUK

Nama botani: Piper sarmentosum Roxb.
Famili: Piperraceae

Pengenalan
Herba jenis memanjat yang terdapat di kawasan iklim panas.

Daunnya lembut berbentuk bujur bulat, nipis, berwarna hijau tua, berkilat dan berselang-seli manakala bunganya banyak, padat, sangat kecil dan tersusun rapat.
Pokok herba menjalar ini banyak terdapat di China sehingga ke Borneo, Semenanjung Malaysia dan Kepulauan Jawa. Hidup meliar terutama di kawasan teduh, lembap atau di bawah sudur pokok lain manakala penanamannya menggunakan kaedah keratan batang.

Khasiat dan kegunaan

Ulam jenis sayur ini mungkin sudah begitu dikenali, terutama di kalangan orang Melayu yang menjadikannya sebagai perisa atau campuran gulai masak lemak dengan ikan bilis.
Menjadi pembuka selera apabila direbus atau dicelur dan dimakan bersama-sama sambal belacan.
Pucuk serta daun kaduk juga selalu dimakan mentah sebagai kerabu iaitu selepas ia diracik-racik halus. Air rebusan daunnya yang diminum berkhasiat untuk mengubati lemah-lemah, lenguh dan bisa badan di samping melegakan sakit tulang. Selepas menikmati kelazatan daun kaduk direbus bersama sambal belacan, air rebusannya pula boleh terus diminum begitu saja.
Untuk mendapatkan khasiat sebenarnya, pastikan anda tidak merebus terlalu lama, memadai sehingga ia menggelegak. Daunnya yang telah ditumbuk pula boleh digunakan untuk melegakan sakit kepala dan ubat panau iaitu dengan menggosokkannya ke kulit yang dijangkiti

(Kurator Muzium Negara, Zainal Abidin Jamaluddin)


KANTAN
Nama botani: Phaeomeria speciosa Koord

Famili: Zingeberaceae

Pengenalan

Herba hidup semusim. Pokok herba monokot yang berasal dari Malaysia ini ditanam di sekitar rumah untuk jambak bunganya dengan menggunakan rizomnya untuk pembiakan.
Daun yang agak panjang dan juga rizom di dalam tanah manakala jambak bunganya besar dan mempunyai involuker braktea berwarna steril. Jambak bunganya juga mempunyai tangkai yang panjang dan terkeluar dari pangkal tunas daun menyebabkan ia kelihatan cantik dan unik.
Selalunya jambak bunga kantan yang masih muda dan belum mengembang merupakan perencah utama untuk membuat kuah laksa utara. Laksa dan kantan sememangnya tidak dapat dipisahkan.

Khasiat dan kegunaan

Bagi suku kaum Mandailing, bunga kantan menjadi ramuan terpenting untuk masakan pucuk ubi tumbuk yang digoreng bersama serai racik, ikan bilis dan terung rembang.
Ramuan untuk lauk asam pedas dan tomyam. Bau bunga kantan yang harum dan unik menjadikan masakan lebih menyelerakan. Selain bunga kantan, buahnya juga boleh digunakan sebagai perasa makanan, malah di sesetengah tempat buah kantan yang telah ranum juga dimakan begitu saja.
Kantan juga berkhasiat untuk mengubati sakit telinga dan membersihkan luka.

Sakit telinga boleh dirawat dengan menggunakan air rebusan buah kantan.
Selepas merebus buah kantan selama beberapa minit, air rebusan perlu dititikkan ke dalam telinga. Jika diamalkan selalu, ia bukan saja melegakan kesakitan akibat bengkak malah boleh mengatasi masalah telinga berair. Bagi mencuci luka di badan, air rebusan daun kantan yang masih suam digunakan dengan melumurkannya ke seluruh bahagian luka.

(Kurator Muzium Negara, Zainal Abidin Jamaluddin)


TERUNG TELUNJUK

Nama botani: Zingiber zerumbit.

Famili: Zingeberaceae

Pengenalan

Khasiat dan kegunaan
Ia paling popular sebagai bahan untuk dijadikan sebagai rebusan mandian wanita lepas bersalin.
Rebusan daun lempoyang memang telah terbukti malah diakui ramai dapat memberi kesegaran dalaman dan luaran kepada golongan wanita.
Bagaimanapun, dalam penyediaan air mandian wanita lepas bersalin, daun-daun herba lain turut dicampur dan direbus bersama untuk menambah khasiatnya.
Selain popular sebagai campuran rebusan air mandian, lempoyang juga boleh membantu mengatasi masalah kurang selera makan.
memberitahu, bahagian rizom atau muda dan daun lempoyang digunakan dalam perubatan tradisional. Rizom muda lempoyang dimakan sebagai ulam untuk meningkatkan selera makan.
Untuk mendapatkan kesan yang baik, sekali gus menyelesaikan masalah kurang selera makan, pengambilan rizom muda perlu dilakukan berterusan.
Rizom muda yang dimakan mentah baik untuk wanita yang ingin mengekalkan awet muda.
Air rebusan rizom muda boleh pula membantu melegakan atau mengubati sakit perut.

(Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains, Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap)



GELENGGANG KECIL

Nama botani: Cassia tora

Famili: Leguminosae.
nama lain: Gelenggang padang

Pengenalan

Khasiat dan kegunaan

Selain mengubati sakit telinga juga boleh melegakan bengkak-bengkak badan, sakit gigi dan ulser atau seriawan mulut. Herba ini juga berkhasiat mengurangkan suhu badan, melegakan sakit kaki, gout dan seliuh.
Sakit telinga, biji gelenggang kecil digoreng tanpa minyak atau digoreng bersama pasir terlebih dahulu. Selepas digoreng, biji gelenggang itu ditumbuk sehingga halus hingga mengeluarkan minyak sebelum ia disapu atau dititikkan ke dalam telinga.
Cara yang sama juga dilakukan bagi mengubati sakit gigi.
Bagi sakit ulser mulut, daun gelenggang kecil direbus dan kemudian dikumur-kumurkan.
Untuk mengurangkan suhu badan terutama ketika demam, air rebusan daun itu dilapkan ke seluruh badan.
Bagi sakit gout, bengkak-bengkak, terseliuh dan sakit kaki, daun gelenggang kecil perlu dipanaskan atau dilayur sebelum dituam ke bahagian berkenaan.

(Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains, Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap)


KELADI TIKUS

Nama botani: Typhonium flagelliformae

Nama lain: Birah keladi

Khasiat dan kegunaan
Mempunyai khasiat tinggi yang mampu mencegah seseorang daripada dijangkiti kanser atau mengelakkan penyakit itu daripada merebak.
Caranya ialah dengan merebus ubi keladi tersebut dan kemudian meminum sedikit airnya.
Pengambilan berlebihan air rebusan ubi keladi tikus dikhuatiri akan menimbulkan kesan sampingan kepada pesakit. Kalau boleh minum sedikit sahaja iaitu antara dua atau tiga sudu setiap hari..

Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains, Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap


PECAH BELING / LIDAH JIN

Nama botani: Strobilanthes Crispus

Famili: Acanthaceae.
Pengenalan

Pecah beling atau nama saintifiknya Strobilanthes crispus atau Saricocalix crispus (Acanthaceae) merupakan tumbuhan yang berasal dari Madagascar hingga ke Indonesia dan telah dikenal pasti buat pertama kalinya oleh Thomas Anderson (1832 - 1870) yang mengkelaskan tumbuhan ini di bawah Spermatophyta (tumbuhan berbunga dan gymnosperma). Daun in dikenali dengan nama pecah beling, enyoh kilo, kecibeling atau kejibeling di Indonesia. Di Malaysia, pokok ini lebih dikenali dengan nama pecah kaca, pecah beling atau jin batu. Pokok mudah ditanam dan hidup subur di Malaysia. Daunnya telah digunakan secara tradisional untuk merawat kanser, kencing manis serta batu karang dan juga sebagai agen diuretik

Khasiat dan kegunaan
Selepas dibersihkan, pokok itu yang dicabut keseluruhan batang dan akarnya boleh direbus selama kira-kira 10 minit. Biarkan ia mendidih sehingga air yang digunakan berkurangan satu pertiga daripada paras awal. Selepas air rebusan menjadi suam, bolehlah ia diminum. Ia mujarab jika selalu diamalkan.
Selain mengurangkan komplikasi sakit darah tinggi, kencing manis dan batu karang, pecah kaca juga membantu merawat gejala kencing tidak lawas.

KELADI KEMOYANG

Nama botani: Homalomena pendula

Famili: Araceae

Pengenalan

Khasiat dan kegunaan
Membantu mempermudahkan ibu-ibu bersalin pokok keladi kemoyang selalu dijadikan selusuh oleh ibu dan bakal-bakal ibu.
selalunya seluruh pokok termasuk daun dan akarnya direbus sebelum air rebusan diminum oleh wanita yang akan bersalin. Pengambilan rebusan pokok keladi kemoyang ini biasanya dilakukan beberapa minggu dari tarikh jangkaan bersalin.
Air rebusan ini boleh membantu proses kelahiran bayi malah kadang-kadang ibu-ibu tidak perlu terlalu meneran ketika bersalin.
Daun keladi kemoyang juga selalu dijadikan ramuan mandian lepas bersalin di samping dijadikan alas tungku. Keladi kemoyang turut digunakan untuk mengubati kembung perut iaitu dengan melayurkan daunnya di atas api sebelum ditekapkan dan dibalutkan pada perut.
Sebelum dilayur dan ditekapkan di atas perut, daunnya perlu disapukan dengan minyak terlebih dahulu.
Selain itu, pokok keladi kemoyang yang dihancurkan boleh menghilangkan bau hanyir ikan.

(Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains, Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap)


KEEMBONG

Nama botani: Impatiens balsamina

Famili: Balsaminaceae

Pengenalan
Keembong selalunya dijadikan pokok hiasan di halaman rumah.
pokoknya mempunyai bunga berwarna merah seakan-akan bunga ros serta mengeluarkan buah yang meletup selepas masak.khasiat dan kegunaan
Boleh digunakan untuk merawat luka-luka kecil.

Daun dan bunga keembong boleh digunakan untuk merawat cagu atau kuku bernanah, menghentikan perdarahan luka dan melegakan bisa gigitan binatang.
daun keembong ditumbuk lumat dan ditampalkan pada cagu jari kaki atau kuku jari tangan yang bernanah untuk mengurangkan sakit.
Cara yang sama juga digunakan iaitu menampal dan membalut daun yang telah lumat pada luka untuk menghentikan perdarahan.
Daun tersebut perlu dibiarkan sehingga kering sebelum digantikan dengan daun lumat yang baru sebagai rawatan susulan.
Bagi mengurangkan sakit akibat bisa gigitan binatang, bunga keembong dikunyah sehingga hancur dan berlendir sebelum ditampal pada tempat gigitan.
Sebelum menampalkan bunga yang telah dikunyah, bisa tersebut perlu dikeluarkan terlebih dahulu dengan memicit tempat gigitan sehingga darah terhenti.
Bagaimanapun, proses itu cuma untuk mengurangkan kesakitan akibat bisa binatang tersebut sementara menunggu rawatan rapi.

(Tajuddin abd. Manap,Pegawai laboratori fitoubatan upm)


ATI-ATI

Nama botani: Solesnostemon secutellaroides

Famili: Labiate.
Pengenalan
Pokok ini dikategorikan sebagai herba saka yang mempunyai batang lembut sukulan dan boleh mencapai ketinggian satu meter.
Dijadikan pokok hiasan kerana daunnya yang cantik berwarna merah hati keunguan. Pokok ati-ati kacukan pula mempunyai daun berwarna-warni.
Khasiat dan kegunaan
Selain mengubati bisul, daun ati-ati juga boleh melegakan sakit kepala, demam, batuk, lelah dan bengkak. Bagi melegakan sakit bisul, daun ati-ati dilumatkan terlebih dahulu sebelum ditampal di sekeliling tempat yang ditumbuhi bisul.
Daun tersebut kemudian dibalut dengan kain dan dibiarkan sehingga kering dan mengeras.
Langkah tersebut diulang sehingga bisul masak dan pecah sendiri.
Selain mengurangkan sakit akibat denyutan, daun lumat yang ditampal membantu memecahkan bisul dengan sendiri apabila ia sudah kering dan keras. Langkah yang sama juga perlu dilakukan untuk mengurangkan kesakitan dan menyembuhkan bengkak.
Untuk melegakan demam dan sakit kepala, daun yang telah dilumatkan dilekap dan diikat dengan kain pada dahi.
Bagi sakit batuk dan lelah pula, sekeping daun ati-ati perlu dilayur di atas api dan dicampurkan kapur makan pada permukaan daun. Daun yang masih panas itu kemudian ditampal dan dibalut di leher. Langkah ini perlu diulang beberapa kali.


SIREH

Nama botani: Piper batle L.

Famili: Piperaceae

Pengenalan

Tumbuhan atau pokok renek yang memanjat dengan daunnya berbentuk lonjong lancip ke bawah.
Ia mempunyai peranan, daya tarikan dan kegunaan yang tersendiri dalam kehidupan dan tradisi masyarakat.
Khasiat dan kegunaan
Sesetengah orang memakannya begitu saja bersama-sama pinang, gambir dan kapur yang mana pemakanannya turut dikaitkan dengan penjagaan gigi.
Sirih juga menjadi salah satu barangan utama sebagai tanda adat ketika upacara merisik, meminang, pertunangan dan pernikahan.
Di sebalik itu, sirih juga sebenarnya mempunyai khasiat tersendiri yang disedari atau tidak disedari oleh masyarakat selama ini.
Khasiatnya ialah merawat sakit perut, kembung, hidung berdarah, kencing tidak lawas, mata gatal dan menghilangkan bau badan serta bau mulut.
Untuk melegakan sakit perut dan menghilangkan bau badan serta bau mulut, lima atau enam helai daun sirih perlu direbus terlebih dahulu.
Ambil segelas air rebusan itu dan kemudian dikumur-kumurkan. Segelas lagi diminum dua kali sehari iaitu pada pagi dan petang.
Bagi masalah hidung berdarah kerana kepanasan, sehelai daun sirih digulung dan dimasukkan ke dalam hidung selama setengah jam.
Pesakit perlu bernafas menggunakan mulut dan mendongakkan kepala ketika duduk. Untuk mengatasi masalah kegatalan mata, tiga atau empat helai daun sirih direbus dan kemudian air rebusan yang telah suam atau sejuk disimbahkan ke mata serta diulangi tiga kali sehari.
Manakala, bagi sakit kembung perut, beberapa helai daun sirih ditumbuk halus dan dilumatkan atau dilekatkan pada perut.
Dengan memakan daun sirih bersama-sama buah pinang boleh melawaskan kencing.
Sementara itu, selain mengubati penyakit, sirih boleh menghalau semut jika daunnya yang diracik-racik diletakkan di laluan mereka.





JAMBU BATU / BIAWAS



Nama botani: Psidium guajava L.

Famili: Myrtaceae

Pengenalan



Khasiat dan kegunaan
Daun jambu batu juga digunakan untuk mengubati kudis, ruam, seriawan mulut (ulser) dan kencing manis. Bagi masalah jerawat, satu atau dua genggam pucuk muda direbus terlebih dahulu dan kemudian dilap atau disapukan pada muka menggunakan tuala putih bersih.
Biarkan muka dibasahi air rebusan dan apabila sudah kering, basahkan semula tuala tersebut dengan air rebusan itu dan ulangi langkah tersebut.
Pada waktu malam, ambil tuala yang dibasahkan dengan air rebusan yang masih panas atau suam, kemudian diperah separuh airnya sebelum ia tekapkan di muka selama lima minit. Kedua-dua kaedah itu perlu diulangi dua atau tiga kali. Ia lebih berkesan jika setelah selesai bahagian muka yang ditumbuhi jerawat digosokkan pula dengan ibu kunyit yang dibelah dua.
Sambil cuba menahan kepedihan, gosokkan ku-nyit itu selama 10 minit sebelum dibilas atau dibasuh dengan air bersih.
Bagi penyakit kudis dan ruam terutama yang banyak dihadapi oleh bayi dan kanak-kanak, air rebusan pucuk muda dan daun matang direbus sebelum dijadikan air mandian ketika ia masih suam.
Ia perlu dilakukan setiap kali mandi iaitu sekurang-kurangnya dua kali sehari dan teruskan sehingga seminggu sebelum melihat hasilnya.
Penyakit seriawan mulut dirawat dengan menggunakan air rebusan pucuk muda untuk berkumur-kumur dua atau tiga kali sehari.
Sementara itu, bagi merawat kencing manis dan mengurangkan kolesterol, buah jambu batu muda atau mengkal ditumbuk kasar sebelum direbus dan airnya diminum dua kali iaitu pada waktu pagi dan sebelum tidur.


KENANGA/ YLANG-YLANG

Nama botani: Canangium adoratum

Famili: Annonaceae

Pengenalan.

Dengan bunganya yang cantik dan wangi, kenanga menjadi pokok hiasan yang tidak asing lagi di Malaysia. CANANGA ODORATA dalam bahasa Latin dan dikatakan berasal dari Malaysia.
Pokok ini boleh ditemui di negara-negara Asia Tenggara manakala spesies lain juga terdapat di Afrika. Di Malaysia, pokok ini banyak hidup meliar di hutan-hutan. Tingginya boleh mencapai 30 dan 35 meter. Batangnya lurus, berwarna kelabu asap dan terdapat dahan-dahannya yang agak melentur. Daunnya pula membujur tirus dengan tujuh hingga 23sm panjang dan empat hingga 10sm lebar. Bunganya berwarna kuning bergugus-gugus membentuk mahkota dikelilingi tiga helai daun hijau dengan jambak kembang enam kelopak. Di setiap jambak terdapat tujuh biji buah yang berbentuk bujur. Selain tarikan pada kecantikannya, bunga kenanga juga mempunyai kegunaan lain termasuk dalam perubatan berasaskan herba.

Khasiat dan kegunaan
Bunga kenanga berkhasiat mengubati sesak nafas, lelah dan malaria.
Bagi sakit sesak nafas, segenggam bunga kenanga yang telah dibasuh bersih direbus dengan sedikit air sehingga masak.
Ketika menggelegak, masukkan setengah sudu gula pasir dan tunggu sehingga tahap air berkurangan kepada satu pertiga daripada paras asal.
Kemudian minum air berkenaan sedikit demi sedikit pada waktu pagi dan petang serta ulangi amalan ini terutama pada hari-hari diserang sesak nafas.
Berbeza dengan kaedah terdahulu, penggunaan bunga kenanga untuk mengubati lelah dan malaria adalah lebih mudah. Ambil tiga kuntum bunga kenanga dan celurkan dalam semangkuk air panas selama kira-kira lima minit atau sehingga air menjadi suam.
Buangkan kuntum-kuntum bunga tersebut dan kemudian minum air itu secara perlahan-lahan. Ulangi dua kali sehari.
Sementara itu, bunga kenanga turut dijadikan ramuan untuk mandi bunga dan juga ramuan air mandian ibu-ibu lepas bersalin.

LADA HITAM

Nama botani: Piper nigrum L.

Famili: Piperaceae
Pengenalan

Orang Belanda memanggilnya peber manakala di Perancis (poivre), Jerman (pfeffer), Greek (piperi), Itali (pepe), Norway (pepper), Romania (piper), Sweden (peppar) dan Turki (biber).
Dalam bahasa Thai, lada hitam dipanggil prik thai, Tamil (milagoo), Vietnam (hat-tieu), Punjabi (kali marich), Jepun (koshou), Hindi (gol mirch) dan Laos (mak phik noi).
Tumbuhan itu dikatakan berasal dari Malabar di pantai barat India Selatan yang hari ini terletak dalam negeri Kerala. Di Asia Tenggara, lada hitam dikatakan telah tumbuh di Malaysia dan Indonesia sejak 2,000 tahun lalu.
Selain lada hitam Malabar dan Tellicherry dari India serta Belem dari Brazil, lada hitam Sarawak ialah antara yang paling bermutu dan cukup terkenal di serata dunia.
Walaupun ia lebih meluas penggunaannya dalam masakan dan makanan, namun lada hitam juga mempunyai khasiat dan kegunaan dalam perubatan berasaskan herba.
Khasiat dan kegunaan
Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains, Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap memberitahu, buah lada hitam boleh mengubati pening kepala, cirit-birit dan melawaskan kencing manakala daunnya pula merawat demam.
Buah lada hitam muda yang telah dibersihkan perlu direbus terlebih dahulu sebelum airnya diminum.
Jumlah buah muda yang digunakan bergantung kepada paras air dengan perbandingan satu atau dua sudu bagi setiap satu cawan air.
Selepas masak, air rebusan perlu diminum perlahan-lahan dan amalan ini tidak perlu diteruskan jika sakit kencing tidak lawas, cirit-birit dan pening kepala telah sembuh.
Bagi mengubati demam, daun pokok lada hitam perlu ditumbuk hancur dan kemudian ditampalkan atau diikat pada dahi. Sementara itu, kata beliau, untuk menyegarkan dan memanaskan badan ibu-ibu lepas bersalin, sedikit buah muda yang ditumbuk dengan ikan bilis dimakan bersama-sama nasi yang masih panas.

SEKENTUT

Nama botani: Paederia foetida

Famili: Rubiaceae

Pengenalan

Mengeluarkan bau kurang menyenangkan apabila disentuh atau ditiup angin.
Ia merupakan pokok menjalar dengan daun panjang melonjong. Selalunya ia memanjat dan melilit di pagar atau pokok lain.

Khasiat dan kegunaan

Walaupun baunya kurang menyenangkan namun ramai yang meminati daunnya untuk dijadikan ramuan dalam masakan.
Bagi masyarakat Peranakan Baba Melaka, daun sekentut dijadikan ramuan untuk nasi ulam selain daun mengkudu, kaduk, pagaga dan ulam raja. Dalam perubatan tradisional, daun sekentut juga digunakan untuk menghilangkan bintik-bintik merah pada kulit bayi.
Caranya ialah dengan menumbuk halus daun sekentut lalu diperah untuk mendapatkan airnya.
Air perahan itu kemudian disapukan pada tempat yang dijangkiti gatal-gatal atau bintik merah berkenaan. Selain itu, daun sekentut juga dipercayai boleh mengelakkan rambut cepat beruban walaupun pada usia muda. Selalunya daunnya dijemur sehingga kering dan kemudiannya dibakar sebelum direndam dengan air panas. Air rebusan atau air rendaman kemudian dilapkan di kepala dan dibiarkan kering.
Menurut Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains, Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap, daun sekentut mujarab untuk membuang angin.
Selain itu, juga boleh membantu mengubati sakit perut dan bisa-bisa sendi.
Beberapa helai (sekurang-kurangnya lima helai) daun sekentut dibersihkan terlebih dahulu dan kemudiannya direbus. Apabila air rebusan sudah menggelegak selama beberapa minit, alihkan air tersebut ke bekas lain.
Selepas ia menjadi suam atau sejuk, minum air rebusan berkenaan dua kali sehari atau mengikut keserasian.Untuk mereka yang kerap menghadapi masalah angin termasuk angin seluruh badan, kaedah itu boleh diamalkan. Manakala bagi sakit perut dan bisa-bisa sendi, ia tidak perlu diulangi selepas penyakit berkenaan sembuh.

BAWANG MERAH

Nama botani: Allium cepa L.

Famili: Liliaceae
Pengenalan
Bawang merah kaya dengan pelbagai vitamin termasuk vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin) dan C (asid askorbik). Ia digunakan dalam Ayurveda iaitu seni perubatan terkenal di kalangan masyarakat India yang percaya ia mempunyai khasiat tinggi mengubati pelbagai penyakit.
Khasiat dan kegunaan
Dalam buku Indigenous Drugs of India, dinyatakan bawang merah yang dimakan mentah atau diminum jusnya boleh mengurangkan asid di dalam perut, mengubati bengkak termasuk bengkak payu dara, kegatalan dan melegakan saraf serta banyak lagi. Jus bawang merah jika diminum boleh mengatasi masalah kitaran haid yang tidak teratur dan mengubati cirit-birit.
Dalam amalan tradisional, bawang digunakan untuk menghilangkan jerawat yang mencacatkan wajah. Caranya ialah menampal bawang merah yang dilumatkan terlebih dahulu ke muka setiap hari.
Sudah bertahun-tahun lamanya jus bawang merah didapati berkesan untuk mengubati sengal-sengal atau sakit sendi dan sesak nafas di merata negara.
Selain itu, beberapa kajian membuktikan ia juga dapat mengurangkan tekanan darah tinggi, mengurangkan kandungan gula yang terlalu tinggi, menurunkan kadar kolesterol dan memecah lemak dalam badan.
Jus bawang ini juga terkenal kerana kegunaannya sebagai bahan antiseptik. Ini termasuklah melegakan sakit dan inflamasi atau radang seperti apabila berlaku kulit melecur akibat terbakar.
Beberapa kajian menunjukkan bahawa ia dapat mengurangkan keadaan hipertensi, kandungan gula yang tinggi dalam darah, serta aras kolesterol dan kandungan lemak dalam darah.
Sesetengah pakar herba mendakwa penggunaan bawang merah juga boleh menghilangkan ketuat dan juga bertindak sebagai bahan diuretik.
Diuretik adalah ubat penambah air kencing dengan menggalakkan perkumuhan garam dan air daripada ginjal. Ia digunakan untuk rawatan tekanan darah tinggi dan glaukoma.
Dalam pada itu, bawang merah turut boleh mengubati sakit demam, angin dalam badan, luka, bisul, telinga bernanah dan mengubati buasir.
Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap memberitahu, untuk demam dan angin dalam badan, bawang merah dilumatkan terlebih dahulu dan kemudian dicampurkan sedikit minyak kelapa.
Selepas itu ia dilumurkan di kepala untuk melegakan demam atau disapukan di perut sebelum dibalut untuk membuang angin dalam badan.
Air perahan atau jus bawang merah pula disapu pada tempat luka dan di sekeliling bisul atau dititikkan ke telinga. Manakala bagi sakit buasir, sebiji bawang merah dilayur atau dipanaskan di atas api terlebih dahulu. Kemudian ditekapkan di lubang dubur dan diulangi beberapa kali.
Memakan mentah atau meminum jus bawang merah, ia boleh mengubati kencing manis, batuk dan selesema serta membuang kahak dari saluran bronkial.

RUMPUT SAMBAU

Nama botani: Eleusine indica

Famili: Gramineae (Poaceae)
Pengenalan

Khasiat dan kegunaan
Rumput sambau dipercayai amat baik untuk ibu-ibu lepas bersalin di samping dapat membantu mengatasi masalah cacing, mengubati kembung perut, demam kuning dan melawaskan kencing.
Selain itu, ia juga dikatakan boleh melega dan mengubati luka dan bisul.
Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap memberitahu, seluruh pokok rumput sambau boleh direbus untuk dijadikan air mandian ibu-ibu yang baru bersalin. Boleh direbus begitu saja atau dicampurkan dengan herba rebusan lain seperti serai wangi, daun pandan dan lain-lain.
Untuk penjagaan perut wanita lepas bersalin, rumput ini ditumbuk hingga lumat dan dicampurkan dengan beras.
Setelah dilumatkan, ia kemudian dilumurkan pada perut dan selepas itu dibalut.
Menurutnya, tiga rumpun akar rumput sambau pula diperlukan untuk mengurangkan kembung perut, mengubati demam kuning, mengatasi masalah cacing dan melawaskan kencing.
Caranya ialah dengan merebus akar rumput berkenaan dan meminumnya setelah air rebusannya tinggal satu pertiga daripada paras asal.
Untuk mengubati luka dan bisul pula, daun rumput sambau ditumbuk lumat sebelum dibalutkan pada bahagian berkenaan.
Ia perlu dibiarkan dibalut seharian dan langkah ini diulangi sekurang-kurangnya satu kali sehari sehingga sakit berdenyut-denyut yang dialami berkurangan.


BAYAM DURI/ BAYAM HUTAN

Nama botani: Amaranthus spinosus

Famili: Amaranthaceae.
Pengenalan

Khasiat dan kegunaan
Selain masalah kulit muka dan jerawat, ia juga dipercayai dapat mengubati asma, demam, mengatasi masalah keputihan di kalangan wanita, melawaskan kencing dan menambah susu badan.
Menurut Pegawai Laboratori Fitoubatan, Institut Biosains Universiti Putra Malaysia (UPM), Tajuddin Abdul Manap, terdapat dua cara untuk melembutkan kulit muka dan mengubati jerawat.
Boleh dilakukan dengan meramas-ramas sehingga hancur terlebih dahulu daun bayam duri sebelum ia digosokkan pada muka.
Juga boleh diramas terus di muka dan disusuli dengan menyental secara perlahan-lahan.
Perlu diingat bahawa sama ada ia diramas dahulu atau kemudian, ia tidak boleh digosok atau disental kuat kerana ia boleh mengakibatkan kecacatan kulit muka.
Proses ini dilakukan antara lima dan 10 minit sebelum dibilas dengan air bersih serta diulangi sekurang-kurangnya sehari sekali. Daun bayam duri juga dipercayai dapat mengubati asma termasuk mengeluarkan lendir yang berlebihan iaitu dengan meminum air rebusannya.
Tiga atau lima batang bayam duri direbus sekali bersama-sama daun dan bunganya dengan lima gelas air selama 10 minit.
Minum air rebusannya sekurang-kurangnya empat kali sehari dengan sukatan satu gelas untuk orang dewasa dan setengah gelas untuk kanak-kanak.
Bagi sakit demam atau menambahkan susu badan, air rebusan seluruh pokok bayam duri perlu diminum dengan sukatan sekurang-kurangnya dua kali sehari.
Manakala untuk melawaskan kencing dan mengatasi masalah keputihan, kata beliau, rebusan hanya menggunakan akar bayam duri.
Akar bayam duri itu dibersihkan dan kemudian rebus sebelum meminumnya sekurang-kurangnya sekali sehari. Untuk melihat kemujarabannya, ia perlu diulangi setiap hari sehingga menampakkan kesan.
Meminum air rebusan akar bayam duri sekali-sekala juga boleh mengubati sakit tekak dan lewat datang haid. Air rebusan seluruh pokok atau akar bayam duri boleh dicampurkan gula atau madu secukup rasa